Setelah adanya reformasi, Indonesia masih mengalami transisi menuju demokrasi, dimana dalam jangka waktu beberapa tahun ini Indonesia masih belum menemukan demokratisasi secara sepenuhnya. Pemilu sangat berkaitan erat denga media massa, partai-partai politik yang bertarung dalam Pemilu yang lalu sangat gencar mempengaruhi pemilih dengan menggunakan media massa sebagai sarana sosialisasi. Beberapa stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan informasi sebanyak dan seaktual mungkin. Mulai dari acara talk show, debat kandidat, dialog, atau poling sms. (Ardiningtiyas Pitaloka, S.Psi: 2004). Dalam konteks politik terutama dalam kesuksesan pemilihan umum, pilkada , maka peran media sangat besar. Peranan media diharapkan mampu melakukan pendidikan politik bagi masyarakat. Setidaknya media dapat berperan dalam politik bagi masyarakat antara lain penambahan informasi tentang pemilu, mempengaruhi perilaku memilih, sehingga akan berdampak pada sistem politik yang berjalan. Selain itu, media dapat menjadi sarana bagi sosialisasi program-program dari kandidat pemimpin, media juga menjadi sarana untuk memberitakan sepak terjang kandidat sehingga diharapkan masyarakat mempunyai penilaian dan tidak salah pilih terhadap kandidat pemimpin. Namun Sukses sebuah partai sampai dengan konflik internal yang berujung pada perpecahan partai juga dapat dilihat dari berbagai media seperti di televisi atau koran. Namun apakah eksistensi media massa tersebut dalam pemilu mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat secara netral, berkualitas dan dapat mewujudkan demokrasi yang riil. Untuk itu dengan meningkatkan monitoring dari pemerintahan dan masyarakat , bersikap kritis dan aspiratif dalam memberikan kritik yang membangun terhadap kinerja media massa dalam melakukan pemberitaan saat menjelang dan sesudah pemilu menjadi gagasan yang tepat untuk mengoptimalisasi eksistensi media massa sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat dalam pemilu.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian pustaka dengan pendekatan penulisan deskriptif kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini merupakan data skunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka yang relevan dengan topik yang ditulis, baik dari buku, makalah, hasil penelitian, ataupun internet. Analisis data dalam penulisan ini adalah dengan cara bahan yang telah terkumpul kemudian diolah, ditelaah, dan direduksi, laludianalisis dengan analisis deskriptif untuk disarikan dalam sebuah karya yang memfokuskan ” Optimalisasi Eksistensi Media Massa Sebagai Sarana Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Dalam Pemilu “
Kesimpulan dalam karya tulis ini adalah (1) Indonesia sudah mengalami transisi menjadi demokrasi setelah mengalami gejolak pemerintahan/reformasi (2)Peran media massa dengan pemilu sangat berkaitan sehingga bisa mengarahkan,mempengaruhi persepsi masyarakat dalam memilih pada pemilu 2009 (3) Pemilu 2009 menjadi ajang bagi para kandidat untuk eksis mempromosikan diri di berbagai media massa segala kebaikan-kebaikan para calon kandidat di expose diberbagai media massa, namun celah-celah kelemahan lawan parpol atau kandidat juga diexpose melalui berbagai media massa.
Rekomendasi yang diberikan penulis adalah (1) bagi pemerintah memonitoring kinerja media massa terkait dengan pemberitaan seputar pemilu dan mengevaluasinya. (2) Bagi calon kandidat dan parpol jangan menjadikan pemilu sebagai ajang untuk memperlihatkan segala kebaikan-kebaikan tanpa diimbangi dengan visi dan missi yang seharusnya berorientasi, dan direalisasikan untuk kepentingan yang mensejahterhkan rakyat (3) Bagi masyarakat, jangan takut untuk ikut berpartisipasi mengontrol media massa jika sudah tidak netral, terlalu melebih-lebihkan suatu informasi/berita dalam pemilu dan berhati-hatilah dalam menelaah berita seputar pemilu,memilih calon pemimpin, karena pemberian informasi yang salah bisa membutakan,menjerumuskan rakyat untuk memilih suatu calon pemimpin.(4) Bagi media massa berilah ruang dan bersikap terbuka untuk menampung aspirasi dan kritik terkait dengan sepak terjang berbagai media massa pada waktu massa pemilu, media massa merupakan sarana untuk menampung aspirasi rakyat namun juga tidak menutup kemungkinan untuk bersikap terbuka terhadap kritikan yang ditujukan untuk media massa yang bersifat membangun dari rakyat.
No comments:
Post a Comment