Total Pageviews

Wednesday, December 15, 2010

DIAGNOSIS ORGANISASI PUBLIK

Sebagai suatu sistem yang berproses organisasi selalu mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi karena organisasi berada pada kondisi ketidakseimbangan atau mengalami suatu masalah. Seperti yang terjadi pada organisasi-organisasi public di Indonesia,dimana hampir semua organisasi public terdapat suatu masalah yang sudah berdampak sistemik yaitu praktik suap (korupsi). Upaya mendasar perlu dilakukan untuk memutus kasus suap ini salah satunya dengan pembinaan organisasi public ( harian kompas, 4 April 2010). 

Dalam pembinaan organisasi untuk mengurai satu per satu permasalahan pada organisasi public sehingga ditemukan penyebab diperlukan suatu cara, yaitu diagnosis. Sehingga diperlukan adanya model dan teori diagnosis dalam proses mendiagnosis organisasi. Menurut saya model diagnosis yang tepat digunakan untuk mengatasi permasalahan korupsi pada organisasi public di Indonesia adalah Model Organizational System ( Dalam buku Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, 2003 hal 122 ). Karena praktik korupsi sudah berdampak sistemik maka model diagnosis yang tepat adalah dengan mendiagnosis system yang ada pada organisasi public tersebut. Dalam kaitannya dengan kegiatan diagnosis Sondang P. Siagian menyatakan diagnosis terhadap suatu permasalahan menuntut pendekatan yang sistematik yang meliputi seluruh proses yang terjadi dalam pengelolaan organisasi ( Dalam buku Sondang P Siagian, Teori Pengembangan Organisasi ).  

Suatu organisasi dipandang sebagai suatu system, maka proses diagnose terhadapnya dapat dilakukan melalui tiga tingkatan. Tingkatan yang tertinggi merupakan organisasi secara keseluruhan, meliputi semua rencana dan berbagai mekanisme untuk menata sumber-sumber, misalnya system penghargaan,system penilaian dan kultur budaya yang ada pada organisasi public. Tingkatan berikutnya berupa kelompok atau bagian atau unit,yang meliputi semua rencana dan mekanisme untuk menyusun interaksi antara anggota organisasi, misalnya strategi-strategi kerja yang digunakan oleh organisasi public. Tingkatan yang terendah adalah posisi atau tugas pekerjaan masing-masing individu dalam organisasi public . Proses diagnosa terhadap organisasi sebagai suatu system ini dapat dimulai dari mana masalah organisasi itu timbul. 

Kunci efektivitas diagnosa system terletak pada usaha untuk mengetahui setiap tingkatan itu,dan mengetahui bagaimana satu tingkatan bisa mempengaruhi tingkatan lainnya. Selain itu ada satu pendekatan yang juga bisa digunakan untuk mendukung model diagnosis organizational system dalam melakukan diagnosis organisasi publik. Klitgaard menyebutnya sebagai diagnosis partisipatoris. Asumsinya, korupsi yang sudah sistemik bukan semata-mata disebabkan oleh perilaku individu yang menyimpang, melainkan sistem yang berlaku membuka ruang atau bahkan menyuburkan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (Klirgaard-Robert,Kerjasama Internasional tentang Pemberantasan Korupsi: 1998). Di sisi lain, orang-orang yang bekerja di instansi pemerintah/organisasi publik memiliki pengetahuan dan informasi yang akurat atas berbagai bentuk penyimpangan yang biasa terjadi. Analisis diagnosis organisasi sebaiknya dilakukan secara sungguh-sungguh karena sangat diperlukan untuk melihat mana data yang relevan dan mana yang tidak relevan. Mana yang menjadi sebab utama dan mana pula yang merupakan penyebab sampingan. Melalui pemilihan teori dan model diagnosis akan ditemukan persoalan yang sebenarnya dan bagaimana strategi untuk memecahkannya.


SUMBER REFERENSI


·        Miftah Thoha, Pembinaan Organisasi: Proses Diagnosa dan Intervensi, 2003.
·        Klirgaard-Robert,Kerjasama Internasional tentang Pemberantasan Korupsi, 1998.
·        Siagian, Sondang P. (2004). Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
·        Harian kompas, 4 April 2010.

No comments:

Post a Comment