Pengertian Budaya korporasi
sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. hal penting yang perlu ada dalam definisi budaya korporat adalah suatu system nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi.
Fungsi Budaya Korporasi
- mempunyai suatu peran pembeda, hal itu berarti bahwa budaya korporat menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
- membawa rasa identitas bagi anggota organisasi,
- mempermudah timbulnya suatu komitmen yang lebih luas dibandingkan kepentingan individu
- meningkatkan kemantapan sistem social
Dalam hubungannya dengan segi social,budaya berfungsi sebagai perekat social yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk pa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh karyawan.Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan (Gordon,1991).
Unsur Budaya Korporat Ditentukan oleh Beberapa Hal:
a. Lingkungan usaha, lingkungan di tempat perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.
b. Nilai-nilai merupakan konsep dasar dan keyakinan suatu organisasi
c. Panutan atau keteladanan, orang orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya (contoh: pimpinan, manager, board of director)
d. Upacara-upacara (ritual), acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya.
e. Network, jaringan komunikasi informal didalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai budaya korporat.
Model Sosialisasi Budaya Korporasi
Proses sosialisasi: proses yang mengadaptasi para karyawan pada budaya korporat.
Ada 3 tahap:
1) Pra kedatangan: terjadi sebelum anggota baru bergabung dengan organisasi itu
2) Perjumpaan: karyawan baru tersebut melihat seperti apakah organisasi itu sebenarnya dan menghadapi kemungkinan harapan dan kenyataan yang berbeda
3) Metamorfosis: perubahan yang relatif tahan lama akan terjadi, karyawan akan menguasai ketrampilan yang diperlukan untuk pekerjaannya, dengan melakukan perannya dan melakukan penyesuaian nilai dan norma kelompok kerjanya.
Bagaimana Budaya Organisasi Dibangun dan Dipertahankan:
Budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya. Selanjutnya, budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan karyawan. Tindakan manajemen puncak dewasa ini menentukan iklim umum perilaku yang dapat diterima baik dan yang tidak baik. Bagaimana karyawan harus disosialisasikan akan bergantung baik pada tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokkan nilai-nilai karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada referensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.
Cara Sosialisasi Budaya Pada Karyawan Melalui:
1. Cerita. Cerita ini berisi dongeng suatu peristiwa mengenai pendiri organisasi, pelanggaran aturan, sukses dari miskin ke kaya, pengurangan angkatan kerja, lokasi karyawan, reaksi terhadap kesalahan masa lalu, dan mengatasi masalah organisasi.
2. Ritual. Merupakan deretan berulang kegiatan yang mengungkapkan dan memperkuat nilai–nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan.
3. Lambang Materi. Lambang materi mengantarkan kepada para karyawan siapa yang penting, sejauh mana egalitarianisme yang diinginkan oleh eksekutif puncak, dan jenin perilaku yang dimunculkan.
4. Bahasa. Bahasa digunakan untuk mengadakan identifikasi anggota suatu budaya atau anak budaya. Dengan mempelajari bahasa, anggota membuktikan penerimaan mereka akan budaya itu, hal ini membantu dalam pelestarian budaya organisasi.
Faktor-faktor yang mendukung budaya organisasi kuat:
Leadership, sense of direction, climate, positive teamwork, value add systems, enabling structure, appropiate competences, developed individual.
Tujuh variabel yang mempengaruhi kesuksesan organisasi:
Strategi, struktur, sistem, gaya, karyawan, kemampuan, dan budaya organisasi.
Keyakinan bahwa budaya yang kuat dan khas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi dinyatakan oleh Hofstede (1980).Organisasi-organisasi yang sukses mempunyai budaya yang kuat sekaligus khas,termasuk mitos-mitos yang memperkuat sub-budaya organisasi. Pengamatan para ahli dan pengalaman banyak praktisi manajemen menunjukkan bahwa :
- Organisasi yang memiliki budaya yang kuat, perilaku anggotanya dibatasi oleh kesepakatan bersama dan bukan karena perintah atau karena ketentuan-ketentuan formal.
- Dampak budaya yang kuat terhadap perilaku para anggotanya tampaknya besar dan telah berkaitan langsung dengan menurunnya keinginan para karyawan yang pindah berkarya diorganisasi lain.
- Budaya yang kuat berarti akan makin banyak anggota organisasi yang menerima keterikatannya pada norma-norma dan sistem nilai-nilai organisasional yang berlaku, dan makin meningkat pula komitmen mereka terhadap keberhasilan penerapan norma-norma dan sistem nilai-nilai tersebut (Siagian,1995).
No comments:
Post a Comment