Inilah Sisi Romantis Rasulullah Didalam Berumah Tangga – Syariat Islam diturunkan melalui tangan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukanlah malaikat, melainkan beliau seorang manusia biasa seperti kita. “Katakanlah, Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa”. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”. ( QS Al Kahfi [18] : 110).
Dengan tuntunan wahyu tersebut Rasulullah dinobatkan oleh AllahTa’aala sebagai suri tauladan. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS Al Ahzab [33] : 21).
Oleh karenanya dalam segala aspek kehidupan Rasullah menjadi contoh baik bagi kita. Termasuk dalam masalah rumah tangga.Layaknya manusia biasa Rasulullah mempunyai sisi romantis. Beliau sangat pandai dan baik dalam memperlakukan istri-istrinya.
Di antara sisi romantis Rasulullah, beliau mencium istrinya sebelum keluar untuk shalat. Dari ‘Aisyah Radhiallaahu ‘anha, “Bahwa Nabi mencium sebagian istrinya kemudian keluar menunaikan shalat tanpa berwudhu dahulu”. (HR Ahmad).
Hal ini menunjukan bagaimana Rasulullah mengekspresikan cinta kepada istrinya dengan sederhana dan bersahaja. Hadis ini juga memperlihatkan tentang kelembutan Rasulullah dalam memperlakukan istri-istrinya.
Rasulullah pun senang memanjakan istrinya. Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Aku pernah mandi dari jinabat bersama Rasulullah dengan satu tempat air, tangan kami selalu bergantian mengambil air.” (HR Mutafaqun ‘alaih).
Dalam riwayat Ibnu Hibban menambahkan, “Dan tangan kami bersentuhan”.
Dalam memperlakukan istri-istrinya Rasulullah bukan saja dengan kelembutan. Tak segan-segan Rasulullah mengerjakan perkerjaan mereka. Di antaranya mencuci pakaian.
‘Aisyah umul mukminin mengisahkan, “Rasulullah pernah mencuci pakaian bekas kami, lalu keluar untuk menunaikan shalat dengan pakaian tersebut, dan saya masih melihat bekas cucian itu.” (HR Bukhari Muslim).
Bayangkahlah! Muhammad adalah seorang nabi dan rasul. Manusia yang derajatnya ditinggikan Allah Ta’aala. Beliau juga seorang pemimpin umat. Namun tak segan mengerjakan perkerjaan rumah yang biasa dikerjakan oleh perempuan; mencuci baju.
Bukan hanya itu, saat itu masyarakat menganggap perempuan kelas kedua. Bahkan memiliki anak perempuan dianggap sebagai suatu aib. Dan perempuan dianggap najis ketika haid, seperti yang diyakini orang Yahudi. Sehingga tidak berkenan makan bersama dengan wanita haid.
Rasulullah mengajarkan untuk memperlakukan dengan istimewa. Hal itu ditunjukan ketika nabi Muhammad tidak sungkan mandi dari sisa air istrinya. Dari Ibnu Abbas, “Bahwa nabi pernah mandi dari air sisa Maimunah.” (HRMuslim).
Semua hal yang dilakukan oleh Rasulullah menunjukan bahwa Rasulullah sangat memahami psikis dan perasaan wanita. Rasulullah pun menghargai persamaan. Wallahu ‘alam bi showwab.
*) Penulis adalah mahasiswa Indonesia yang kini tengah menimba ilmu di Kairo, Mesir.
No comments:
Post a Comment